Agar Hati tetap Istiqomah
Agar Hati tetap Istiqomah pada Manisnya Iman
Oleh: Murtinah
Kepada Hati, yang tak bisa digenggam. Begitu berat menahkodainya, Untuk
selalu pada jalan yang lurus dan selalu diberkahiNya. Bahkan hati
harus dipelihara. Tercukupi
gizinya dan tersampaikan haknya.
Tak bisa sedetikpun manusia terlelap
dalam putaran waktu yang berjalan. Karna saat lengah dan melemah
musuh- musuh Allah akan menghancurkannya. Ia
akan memalingkan kiblat. terpaut cinta dunia yang amat mendalam. Dan akan
tertidur dari seruan rabb
yang menciptakan.
Sebelum hati itu mengkristal.. berdoalah
kepada rabb yang maha pengasih lagi maha penyayang. Semoga hati tetap pada titik leleh yang
konstan. Membukakan pintu taubat dan menyuburkan iman.
Hati
layaknya gelas yang mudah pecah. Berhati-hatilah.. ia akan rusak dan pecah
karna maksiat yang selalu dilakukan. Dan sebaliknya. Ia akan terjaga dan
terpelihara dengan amalan amalan shalih yang selalu diamalkan.
Jika
berbicara qolbu(hati) maka akan dekat kaitannya dengan iman. Sama dengan hati,
mempertahankan iman pun membutuhkan kekuatan dan keistiqomahan. Bertahanlah.
Pada titik dimana kamu begitu dekat dengan rabb yang menciptakanmu. Itulah
semanis2nya iman.
Kemudian, bagaimana agar
hati tetap istiqamah?
Agar hati
tetap istiqamah.. mulailah menjauhkan diri dari segala sebab dosa. Baik itu
dosa besar maupun kecil. Tak mudah memang. Tapi berkomitmenlah dalam diri.
Semoga Allah mudahkan.
Selain itu, agar hati istiqamah. seringlah menghadiri majelis ilmu, kajian2
yang akan menyejukan qalbu. Disana juga kamu akan bersama
orang-orang soleh dan solehah.. sehingga kebarokahan lingkungan akan menyentuh hatimu. Hanya orang soleh dan solehah lah yang akan selalu
mengajakmu dalam kebaikan.
Kemudian, ada hal yang kebanyakan manusia mengabaikannya. Musik,
yaa, gantilah music-musik yang selalu kamu dengar dengan murratal. insyaAllah hatimu akan tenang dan kamu akan selalu mengingat-Nya, Rabb yang menciptakanmu. Yang akan menghadirkan
hari akhir.. hari pembalasan atas apa yang kita perbuat dimuka bumi.
Mengingat
kematian juga akan mendorongmu pada titik sadar yang mendalam. Bahwa dunia dan
seisinya tak semesetinya kita kejar. Karna akhiratlah kekekalan yang
sesungguhnya. Disanalah kita akan pada 2 keadaan yang mungkin. Menggendong penyesalan yang amat mendalam karna perih teramat pedihnya siksa neraka atau tersenyum bahagia karna surga.
Masyaallah ukhti jazakillah khayr ukhtu
ReplyDeletewaiyyaki ukhty.. afwan ya kurang bergizi tulisannya, at least.. semoga bermanfaat
Delete